Istilah relay dalam sistem kontrol adalah hal yang paling fundamental
untuk diketahui dan dipahami. Relay memegang peranan yang sangat vital karena
keberadaannya berarti mengontrol device dari sebuah sistem kontrol. Jika dalam
sebuah mesin terdiri dari satu atau lebih device yang memerlukan sumber energi
listrik, maka bisa dipastikan device tersebut terhubung ke relay yang
mengontrol pengkondisian on dan off.
Relay adalah device yang mampu menghubung dan memutuskan aliran arus
listrik dari 2 buah terminal yang pengkondisiannya diatur oleh sebuah coil.
Kondisi relay hanya ada 2 yaitu menghubungkan atau memutuskan aliran dari 2
terminal atau dengan kata lain On dan Off. Istilah on dan off ini menjadi sangat penting karena
device listrik apapun yang memerlukan sumber energi listrik pasti membutuhkan
kondisi on dan off untuk memulai dan mengakhiri kerjanya.
Karena sistem kerjanya yang diatur/dikontrol oleh sebuah coil maka
device ini menjadi device paling utama dalam jajaran device sistem kontrol
elektromagnetik. Sistem kerjanya bisa saling berhubungan, kait mengait sehingga
membentuk urutan atau proses dari sebuah kejadian yang dinamakan automasisasi.
Jika anda menghidupkan sebuah mesin dan menekan tombol start sehingga mesin
bisa secara otomatis bekerja maka itu semua adalah rangkaian proses relay dalam
mengontrol pengkondisian saat on atau off dari device-device mesin tersebut.
Secanggih apapun sebuah mesin maka bisa dipastikan sistem kerjanya tidak
terlepas dari keberadaan relay atau peralatan sejenis yang bekerja mengatur
pengkondisian on dan off. Type dan jenis relaypun menjadi beragam sesuai dengan
fungsi dan persyaratan dari device yang dikontrolnya seperti pada over current
relay, power relay dan lain-lain. Bahkan kontaktor pun jika diperhatikan sistem
kerjanya sama dengan relay, hanya saja kontaktor diperuntukan beberapa anak
relay untuk keperluan kontrol motor.
Karena fungis relay yang mampu meng-on dan off kan 2 terminal maka relay
mempunyai batas rating arus tertentu sesuai dengan rating device yang
dikontrolnya. Tujuannya adalah untuk menjamin adanya faktor keselamatan baik
manusia maupun device dari kegagalan listrik yang terjadi akibat faktor
kesalahan teknis.
Dasar – dasar relay (prinsip kerja) :
1.
Dalam kondisi S
terbuka, saklar utama berada di terminal no 1. (NC) karena belum ada gaya
magnetik pada inti besi (F pegas >> F magnetik)
2.
Jika S ditutup, maka akan mengalir tegangan
kerja pada coil relay.
3.
Karena coil bertegangan,
maka timbul medan magnet yang akan menginduksi ke inti besi. Inti besi akan
berubah menjadi magnet.
4.
Inti besi ini akan
menarik batang kait sehingga saklar utama juga ikut tertarik (dalam hal ini
gaya pegas << gaya magnetik).
5.
Saklar utama berada
dalam terminal No 9. (NO)
6.
Jika S dibuka, maka
inti besi berubah menjadi tidak bermagnet sehingga batang pegas akan menarik
batang kait. Dalam hal ini saklar utama kembali ke posisi terminal no.1 (NC)
7.
Demikian seterusnya.
Dalam hal ini bisa dibuat beberapa terminal yang pararel dengan terminal No 1
dan No 9.
Gambar socket relay:
Simbol koneksi Relay |
socket Relay |
Top view Relay |
Kontak Relay |
Source: Prinsip Kerja Relay (trikueni-desain-sistem.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment